Jumat, 28 April 2017

Kebun Teh Nglinggo Di Kawasan Wisata Kulon Progo


22 April 2017 - Mengisi liburan panjang, saya dan keluarga merencanakan liburan ke Purworejo dan Kulon Progo. Kebun Teh Nglinggo berada di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Sekitar pukul 09.00 usai nyekar di Grantung, Purworejo kami berangkat ke tempat wisata alam Kebun Teh Nglinggo. Waktu tempuh dari Purworejo ke kebun teh sekitar 1,5 jam.

Menuju ke sana, kami disambut dengan jajaran pepohonan khususnya pohon pinus yang berbaris di tepian jalan. Jalan berkelok-kelok dan naik turun menyerupai puncak. Ingat, sempatkan melakukan pengecekan kendaraan yang akan digunakan untuk berwisata ya. Karena kawasan wisata tersebut memiliki trek jalan berkelok-kelok, tanjakan dan tikungan tajam.

Menuju Kebun Teh Nglinggo, kami menyempatkan untuk singgah di beberapa tempat untuk berfoto dan membeli makanan kecil. Kebun Teh Nglinggo adalah tempat wisata yang masih baru di Kulon Progo, sehingga kedai-kedai di sana belum memiliki menu beragam. Beberapa menu yang ada seperti Dawet Ireng, Somai, Mie Instan dan Teh Nglinggo serta cemilan lain.
Tiket masuk ke Kebun Teh Nglinggo sebesar Rp 5.000 per orang yang terdiri dari dua tiket masuk. Sedangkan untuk biaya parkir Rp 5.000 per mobil.

Di lokasi yang sama, juga terdapat beberapa objek wisata seperti Bukit ngISIS. Unik ya namanya. Ingat loh.. ini Bukit ngISIS, pake "n" dan "g". Pengelola sengata mengecilkan dua huruf tersebut agar eyechatching. Untuk masuk dan berfoto di sini, ada tambahan tiket masuk Rp 3.000 per orang. Di Bukit ngISIS kita bisa berfoto di banyak tempat antara lain lokasi foto menyerupai The Lodge Maribaya, lokasi off road dan camping serta hutan pinus.

Sesuai namanya, kawasan Kebun Teh Nglinggo masuk dalam Desa Wisata Nglinggo yang terletak dipuncak perbukitan menoreh Kulon Progo. Pengunjung yang datang dapat memetik daun teh sambil menikmati keindahan alam perbukitan serta melihat petani teh memetih daun atau pucuk teh saat musim panen.

Nah...kawasan wisata Kebun Teh Nglinggo wajib dikunjungi bagi kalian yang ingin menikmati wisata alam yang masih baru. (ind)

Selasa, 11 April 2017

KOTAKU Solusi Permukiman Kumuh Perkotaan

Sabtu , 8 Apr 2017 

  
Jakarta - Dalam rangka melihat langsung hasil pembangunan yang dilakukan komunitas masyarakat dan penerima manfaat dari program penataan kawasan kumuh, Integrated Community Driven Development (ICDD) Phase III dan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU),  Presiden Islamic Development Bank Group (IDB), Bandar Al Hajjar berkunjung ke salah satu lokasi penerima manfaat di Kelurahan Pisangan Timur di Jakarta Timur, Sabtu (8/3). Dalam kunjungan tersebut, Bandar Al Hajarr juga bertemu secara langsung dengan warga penerima manfaat, pemerintah daerah, dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
"Kami senang bisa membantu dan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia di proyek ini. Ini adalah tugas kami untuk membina pembangunan sosial ekonomi di negara-negara anggota IDB. Dukungan dana IDB hingga kini mencapai  US$ 7 miliar. Sedangkan untuk program KOTAKU sebesar US$ 800 juta untuk seluruh Indonesia," ujar Bandar.
Presiden IDB menilai program KOTAKU yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sangat strategis karena masyarakat meningkatkan kesejahteraan dan kondisi kehidupannya dengan usahanya. Selain itu program tersebut juga mengembangkan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah dengan adanya kontrol masyarakat atas perencanaan, sumber daya dan pelaksanaannya. Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Rina Farida mengatakan bahwa Program KOTAKU dilakukan pada Tahun 2016-2020 sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Gerakan 100-0-100. Program tersebut juga akan membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan terhadap masyarakat perkotaan tidak hanya di Jakarta tapi juga di seluruh Indonesia.
KOTAKU dilaksanakan di 34 provinsi, yang tersebar di 269 kabupaten/kota, pada 11.067 kelurahan/desa. Kawasan permukiman kumuh yang berada di lokasi sasaran program tersebut, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kumuh yang ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing kabupaten/kota, seluas 23,656.77 ribu hektar. Penanganan kawasan kumuh ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya sejak tahun 1999-2006 dengan nama Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Pada tahun 2007-2014 program P2KP bertransformasi menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan), selanjutnya untuk tahun 2014 program tersebut bertransformasi menjadi Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan (P2KKP).
Sumber pembiayaan KOTAKU berasal dari pinjaman luar negeri lembaga donor, yaitu Bank Dunia (World Bank) sebesar USD 433 juta, Islamic Development Bank USD 329,76 juta, dan Asian Infrastructure Investment Bank sejumlah USD 74,4 juta. Sumber pembiayaan tersebut bukanlah satu-satunya, dan dipastikan tidak mencukupi, sehingga program ini juga wajib didukung oleh komitmen dana daerah (APBD Provinsi dan Kab/Kota), maupun sumber-sumber swasta/CSR dan Swadaya Masyarakat (In cash & In Kind). Pada tahun 2015-2016, komitmen swadaya mencapai 13% atau dikisaran 10-15%, merupakan potensi yang bisa diraih dengan pelibatan peran serta masyarakat. Selain itu, komitmen pemerintah daerah dan pihak swasta, diharapkan mampu mengisi sampai dengan 50% pembiayaan penanganan kumuh baik untuk kegiatan infrastruktur maupun sarana pendukung lainnya (ekonomi, sosial, dan pelatihan) Sebagai salah satu kelurahan di Kota Jaktim, Pisangan Timur termasuk dalam prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan.
Permasalahan kumuh dalam kawasan ini terdiri dari kondisi bangunan, aksesibilitas kawasan, drainase, layanan air minum, air limbah, pengolaan persampahan, serta pengamanan kebakaran. Saat kunjungan, Presiden IDB dan rombongan melihat secara langsung usaha dan kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat antara lain PAUD Anggrek 014, Kelompok Swadaya Camar Putih yang memproduksi kerajinan tangan dari limbah kertas dan plastik, usaha susu kedelai dan sirup entris. Adapun kegiatan infrastruktur yang dikerjakan adalah pembuatan plat penutup saluran air/selokan dan saluran hujan tertutup. Menutup acara, Presiden IDB menyatakan komitmennya untuk melanjutkan dukungannya kepada Program KOTAKU. (ind)